Welcome to nina's blogger...^_^

Membaca dan menulis adalah dua hal yang paling saya sukai...
kadang hari- hari saya habiskan untuk dua hal tersebut selain kewajiban saya sebagaio seorang muslim...
mudah-mudahan kita semua dapat berbagi inspirasi...
Semangat semua!!!

Sabtu, 24 April 2010

Tux:Saudara_saudaraku..

Pilihan itu memang tidak datang pada kita ketika kita menginginkannya. Karena Allah mengetahui bagaimana dan siapa yang dipilihNYA untuk memainkan peran itu. Kitalah actor atau aktris yang memainkan itu semua sesuai dengan skenarioNYA. Ketika kita minta pada Allah sekuntum bunga yang segar, Allah memberikan kita sebuah kaktus berduri. Ketika kita meminta pada ALLAH kupu-kupu yang indah. ALLAH malah memberikan kita ulat yang berbulu. Itulah scenario ALLAH. Kadang kita tidak mengerti apa yang akan terjadi di balik semua peristiwa yang ada di sekitar kita. Tapi yakinlah. Allah pasti mempunyai rencana lain di balik semua ini. Taukah kamu duhai saudaraku…kaktus yang berduri itu kini telah menjadi kaktus yang tahan terhadap panas, tahan terhadap kekeringan. Dan tatkala waktu telah tiba, Allah memberikan bunga yang indah. Tumbuh di kaktus itu. Ulat yang Allah berikan tadi…tiba-tiba hilang. Berganti menjadi sebuah kepompong. Dan akhirnya kupu-kupu yang indah yang kita dambakanpun telah Allah berikan. Itulah scenario Allah. Dia tidak memberikan apa yang kita minta. Tapi Dia memberikan apa yang kita perlukan. Duhai saudaraku…semakin hari..kamu akan semakin mengerti hakikat dakwah ini. Lantas, sekarang yang kamu perlu perhatikan adalah pahamilah setiap langkah yang kamu tempuh. Dan lihatlah,,,disanalah tersimpan harmoni setiap kehidupan. Ada pelangi dalam setiap perjalanan. Dan pelangi itu diperuntukkan bagi orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam menjalani penempaan. Duhai saudaraku…kita bukanlah jamaah malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan. Kita adalah jamaah manusia biasa yang pasti akan pernah melakukan kesalahan. Jangan selalu menyesali setiap kesalahan yang terjadi. Karena penyesalan hanya akan membebani hati. Meredam simfoni cinta ilahi yang ditujukan untuk kita. Yang perlu kita lakukan adalah mencari benang merah..supaya kita dapat memperbaiki apa-apa yang telah lalu. Dakwah adalah sebuah keharusan. Karena dakwah tidak butuh kita. Tapi kitalah yang butuh dakwah. Bukankah ALLAH sudah menyatakan dalam firmanNYA. Masuklah kamu dalam islam secara kaffah? Lantas, apa yang ingin kamu hindari. kita tidak bisa mengapung ataupun melayang jika ingin mencari mutiara di dasar laut. Tapi kita harus menenggelamkan diri kita di dasar laut itu. Karena mutiara itu tidak ada di permukaan, mutiara itu juga tidak ada di tengah-tengah. Mutiara itu tersimpan di dasar. Di dasar kedalaman hati kita. Duhai saudaraku..kamu pasti akan menyadari…bahwa semua ini semata-mata adalah proses pendewasaan diri kita. Bukankah tanah liat sebelum menjadi sebuah guci yang indah harus ditempa dengan berbagai ujian? Bukankah sepotong bambu sebelum menjadi pipa air juga ditempa dengan berbagai peristiwa yang menyakitkan. Karena itu…bangkitlah wahai saudaraku… Semuanya akan baik-baik saja. Karena ALLAHlah sandaran kita. berbahagialah menjadi seorang aktvis dakwah. Karena kita bisa mendekat kepada Allah ketika semua menjauh. Dan Allah adalah satu-satunya yang tak berpaling darimu. Ketika kekecewaan dakwah mendera jiwamu, ALLAHlah satu-satunya Dzat yang tak mengecewakan dan tak pernah melukai perasaan. Dan ketia beban dakwah yang engkau pikul terasa berat, ALLAHlah satu-satunya sandaran. Ketika sesak menghimpit, ALLAHlah yang melapangkannya. Dan ketika lelah mendera, ALLAH mengistirahatkan dalam shalat lailmu. (29:2). Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu akan diuji oleh Allah. Karena itu, persiapkan ruhiyah kita untuk menjawab ujian itu. Karena kita harus naik kelas dalam ujian ini. Jangan pernah menyerah, jangan pernah putus asa. Sesungguhnya ALLAH membersamai langkah kita menuju padaNYA. Hidup itu adalah sebuah pilihan. Semua orang berhak memilih jalannya masing-masing. Dan engkau telah memilih jalanmu disini. Karena itu, perkuat langkahmu. Jangan biarkan langkahmu goyah. Ketika kita diam orang lain tak akan tau apa yang sedang kita alami. Ketika kita mulai goyah, berpeganglah pada tangan saudaramu. Dan jika mereka juga lengah dan jangkauan kita tidak sampai kepada mereka.. Maka sesungguhnya ALLAHlah tepat kita mendekat. Tanamkan keikhlasan dan berpikirlah positif. Mungkin kita perlu banyak belajar akan setiap pengalaman ini. Bersabarlah saudaraku… Innallaha Ma’asshoobiriin… “seorang ,mukmin boleh salah, boleh gagal, boleh tertimpa musibah. tetapi dia tidak boleh kalah, menyerah pada kelemahannya, menyerah pada tantangan dan keterbatasannya. dia harus tetap menembus gelap supaya dia bisa menjemput fajar. karena syurga bukanlah kado yang dihadiahkan begitu saja” Ketika ku merasa tak mampu lagi memberikan perhatian padamu, aku yakin ALLAH mampu. Ketika ku merasa tak mampu lagi membantumu bertahan, aku yakin ALLAH mampu. Ketika ku merasa tak mampu lagi menjadi tempatmu berkeluh kesah, aku yakin ALLAH mampu. Ya Robb..satu pintaku, ketika ku sudah tak mampu lagi menggenggam erat tangan saudaraku, jangan pernah biarkan ia lepas dari genggamanMu.

NB: diperuntukkan bagi saudari-saudariku di bumi ALLAH tercinta. Jangan pernah patah semangat! La takhof wala tahzan Innallaha ma’ana…

by:Me

KRISIS KETAHANAN PANGAN NASIONAL INDONESIA SEBAGAI IMPLIKASI LIBERALISASI PERDAGANGAN GLOBAL

Era globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan dunia saat ini memaksa developing countries seperti Indonesia untuk masuk dan bahkan terjerat ke dalam pusarannya. Aspek paling penting dari globalisasi ekonomi itu sendiri adalah semakin dikuranginya sekat- sekat dan hambatan ekonomi antarnegara, semakin menyebarnya perdagangan, finansial, dan aktivitas produksi internasional. Sebagai negara ekonomi terbuka (open economic), situasi pasar domestik Indonesia tidak terlepas dari gejolak pasar dunia yang semakin liberal.
Proses liberalisasi tersebut dapat terjadi karena kebijakan unilateral dan konsekuensi keikutsertaan meratifikasi kerjasama perdagangan regional maupun global yang menghendaki penurunan kendala- kendala perdagangan (tariff dan nontariff barriers), sehingga Indonesia harus menerapkan kebijakan liberalisasi perdagangan pada sektor pangan. Liberalisasi ini terwujud dalam berbagai kebijakan, antara lain pencabutan subsidi untuk petani, privatisasi badan usaha logistik dan penurunan tarif impor produk pangan, sehingga pasok pangan dari pasar impor pun semakin meningkat. Hal ini memperburuk kinerja ketahanan pangan nasional dan puncaknya adalah ketika terjadi kenaikan harga kacang kedelai tahun 2008 yang hampir seratus persen dan tidak didukung oleh ketersediaan pangan, yang tentu saja sangat mencekik rakyat kecil karena makanan sehari- hari mereka semisal tahu dan tempe menjadi langka atau harganya yang menjadi teramat mahal. Kemudian pada awal 2010 ini krisis pangan tersebut kembali disusul dengan kenaikan harga beras dan stok beras di daerah semakin menipis.
Liberalisasi ekonomi membuat peranan pemerintah berkurang, perekonomian diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Petani dibiarkan sendiri berkompetisi dengan produk- produk pangan dari luar negeri, bahkan subsidi untuk petani dicabut. Pemerintah tidak memberi stimulasi terhadap petani untuk mendapat insentif keuntungan dalam meningkatkan proses produksi. Pemerintah hanya berperan dalam pengambilan kebijakan semata yang kadang berlawanan dengan kepentingan nasional atau lebih tepatnya kepentingan rakyat dalam negeri.
Sehingga, yang terjadi di negara kita selanjutnya adalah diturunkannya atau bahkan mulai dihapuskannya hambatan- hambatan perdagangan, seperti penurunan tarif impor perdagangan komoditas termasuk juga pada perdagangan komoditas sektor pangan. Masalah ketahanan pangan nasional negara Indonesia merupakan implikasi dari liberalisasi perdagangan global. Sebagaimanan kita ketahui, baik di negara- negara maju maupun negara berkembang, pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang tentu saja menyangkut hajat hidup orang banyak. Namun ironisnya, meskipun negara kita memiliki hak atas pangan yang cukup, masih banyak masyarakat yang mengalami kelaparan dan kekurangan pangan. Kelaparan dan kekurangan pangan terjadi karena rapuhnya sistem ketahanan pangan. Food security adalah konsep yang digunakan dalam menganalisis kondisi pangan suatu negara dan untuk mencapainya ada empat indikator yang harus dicapai, yaitu ketersediaan pangan, aksesabilitas pangan, kerentanan pangan dan stabilitas persediaan pangan. (Agnes Chronika, Deri Marret, Mutiara Arumsari, Verdinand Robertua dan Wahyu Setywan dalam Ekonomi Politik Pemasaran Produk GM Crop Mosanta ke Kenya Dalam Mekanisme Pemberian Bantuan Pangan USAID Ke Kenya Tahun 2001)
Pada aspek ketersediaan pangan termasuk di dalamnya beberapa elemen yaitu produk domestik, impor, ekspor, cadangan dan transfer pangan dari negara lain. Adanya elemen ekspor- impor pada aspek ketersediaan pangan menunjukkan bahwa kinerja ketahanan pangan nasional Indonesia tidak terlepas dari dinamika peran perdagangan internasional, khususnya perdagangan komoditas pangan. Saat ini dengan semakin menipisnya persediaan pangan dunia yang berdampak pada kenaikan harga pangan akan berpengaruh pada proses perdagangan komoditas pangan global yang tentunya melibatkan negara- negara berkembang.
Dengan semakin menipisnya ketersediaan pangan dunia dan kenaikkan harganya tersebut akan mempengaruhi ketersediaan maupun cadangan pangan nasional yang mengakibatkan adanya transfer pangan dari negara lain, transfer disini maksudnya adalah impor dari luar negeri. Kemudian yang terjadi adalah semakin tinggi pula harga pangan domestik dan kebutuhan akan impor yang semakin meningkat yang disebabkan oleh terbatasnya persediaan pangan nasional, ditambah lagi dengan adanya tekanan liberalisasi perdagangan dimana Indonesia ikut serta dalam perjanjian ekonomi baik secara regional maupun global. Indonesia harus mematuhi aturan- aturannya, diantaranya adalah penghapusan hambatan- hambatan perdagangan yaitu hambatan tarif maupun non- tarif. konsekuensinya adalah diturunkannya hambatan tarif yaitu bea masuk impor pangan.
Dengan diturunkannya hambatan tariff tersebut, maka distribusi pangan impor (dari luar negeri) akan leluasa masuk ke pasar Indonesia, yang menyebabkan persediaan pangan lebih mahal dan petani Indonesia sendiri akan semakin terpuruk dikarenakan harus bersaing dengan produk pangan dari luar. Sedangkan petani- petani tradisional tersebut kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah dengan dihapuskannya subsidi dengan dinamika harga pupuk yang melambung tinggi dan sering terjadinya gagal panen akibat dari sistem yang digunakan petani masih sangat minim. Oleh karena itu, saat ini masyarakat hanya akan merasakan harga pangan yang semakin meningkat dan kesejahteraan petani sendiri akan semakin terpuruk. Fenomena yang terjadi tersebut seharusnya menjadi intropeksi bagi pemerintah bahwa memilih untuk melakukan liberalisasi perdagangan harus terus diiringi dengan perbaikan dalam negeri, terutama dalam sektor ekonomi rakyat kecil. Tidak hanya memikirkan bagaimana Indonesia bisa sukses melakukan sebuah liberalisasi yang menjadi “icon” arus globalisasi, namun juga yang lebih penting adalah bagaimana masyarakat Indonesia semakin sejahtera, terkondisikan dan merasa diperhatikan dengan adanya keputusan Indonesia untuk mengikuti perkembangan dunia internasional ini.

BELAJAR IKHLAS DARI KHALID BIN WALID

BELAJAR IKHLAS DARI KHALID BIN WALID
Kisah sahabat nabi Muhammad SAW yang terkenal kepiawaiannya dalam perang ini, Khalid bin Walid, memiliki kadar keikhlasan yang luar biasa terhadap jabatan, pangkat dan ketenaran yang ia peroleh sebagai layaknya manusia biasa. Khalid bin Walid merupakan panglima perang kekholifahan Umar bin Khatab yang terkenal dengan ahli strategi perang, dicintai teman dan disegani musuh. Beliau sosok pemuda yang menguasai medan perang, jitu dalam mengatur strategi dan berhasil menang dalam setiap peperangan yang dipimpin olehnya. Pada saat itu Khalid bin Walid adalah pemuda yang diidamkan banyak orang. Keberhasilannya dalam setiap perang menjadikan namanya tersohor, dipandang banyak orang dan dihormati masyarakat, bahkan musuh.
Ditengah puncak kemenangan dan populeritasnya, Umar bin Khatab mengirimkan surat kepada Khalid bin Walid tentang pemutasian jabatannya selaku panglima perang menjadi prajurit biasa. Hal ini dilakukan Umar bin Khatab bukan untuk menjatuhkannya, tapi justru mengingatkan dan menyelamatkannya dari kepamoran yang akan melenakannya. Banyak orang yang terkejut dengan keputusan Umar bin Khatab, namun justru tidak dengan Khalid bin walid. Khalid bin Walid sangat mengerti maksud sahabat Rosulullah tersebut, pemimpin mereka Umar bin Khatab. Padahal, penurunan pangkatnya ketika gemilang kemenangan perang Yarmuk di bawah kendali Khalid bin Walid. Lebih dari pada itu, tanpa ada rasa sedih, kecewa bahkan jauh dari rasa marah, Khalid bin Walid menerima tugasnya sebagai prajurit biasa dan tetap berperang pada perang selanjutnya di bawah komando panglima baru, Abu Ubaidah. Pada saat ditanya oleh masyarakat mengenai hal tersebut, Khalid menjawab, “saya bukan hamba manusia, saya hamba Allah.” Dilain kesempatan Khalid menjawab, “saya berperang karena Allah, bukan karena Umar.”
Ada beberapa ibroh yang dapat diambil dari keteladanan Kahalid bin Walid dan kecintaan Umar terhadap sahabatnya. Pertama, apabila seseorang melakukan suatu tugasnya karena Allah SWT, maka dia akan ikhlas ketika pangkatnya diambil kembali dari dirinya, karena dia paham bahwa pangkat, harta dan jabayan hanyalah buah dari apa yang telah diperjuangkan (ditanam), bukan menjadikan segalanya sebagi tujuan. Kedua, ujian keikhlasan seseorang akan dapat dilihat pada saat seseorang kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam dirinya. Oleh karena itu, Khalid mengajarkan pada kita, manusia tidak akan merasa kehilangan kalau dia melakukan semuanya karena Allah dan sadar apa yang telah dititipkan selama ini hanyalah milik Allah SWT. “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan….” (An-Nisa :125)
Ketiga, kita dapat mengetahui perbedaan orang yang ikhlas dengan orang yang pura- pura ikhlas. Hal ini tampak pada Khalid tetap ikut serta jihad dalam perang berikutnya di bawah komando panglima pegantinya dan taat pada panglima baru tersebut. Keempat, kita merasa kagum kepada Umar atas cinta dan perhatiannya pada saudaranya seiman. Umar tahu bahwa apa yang dilakukannya hanya ingin menyelamatkan Khalid, khawatir timbul rasa ujub (sombong) dalam diri Khalid karena mengingat banyaknya masyarakat muslim yang mengelukan Khalid bin Walid pada saat itu.
Kelima, pelajaran tentang koneksivitas ukhuwah islamiyah anatara keduanya (Khalid bin Walid dan Umar bin Khatab) dikarenakan ketsiqohan (kepercayaan) antara sesama muslim (antara seorang kholifah dan panglima perang). Hal ini tercermin dalam penerimaan Khalid yang wajar dan paham atas keputusan Umar untuk menyelamatkannya dari gunung yang tinggi agar tidak terjatuh ke dalam jurang di balik gunung tersebut. Perasaan Khalid ini juga dikarenakan teladan Umar selama ini yang selalu dapat dipercaya oleh bawahannya dan masyarakat luas. Dengan ini, malah semakin membuat kedua sahabat tersebut saling mencintai karena Allah dan terus berjuang untuk menegakkan agama Alllah.
Dari merekalah kita dapat belajar bahwa harta, pangkat, dan jabatan adalah ujian atas iman dan keikhlasan kita. Oleh karena itu, hanya hati yang bersih dan niat karena Allah SWT yang mampu membuat kita ikhlas ketika apa yang kita miliki saat ini diambil kembali oleh Allah SWT melalui siapapun dan apapun.
_nina Fadilla_

Kamis, 22 April 2010

BELAJAR DARI SEMUT

BELAJAR DARI SEMUT
“Kejahatan yang terorganisir akan mampu mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.”
Dalam perjalanan harokah dakwah, kekuatan dan keadaan jama’ah (kader) merupakan ujung tombak keberhasilan dan signifikansi dakwah. Kekuatan jama’ah tidak hanya bersandar pada seberapa banyak ilmu dan pengetahuan agama yang dimiliki oleh para jama’ah. Namun, yang jauh lebih penting adalah bagaimana pemahaman para kader dakwah terhadap perannya masing- masing dan menghargai peran tersebut dalam sebuah koordinasi.
Peran masing- masing kader jama’ah harus dikembalikan kepada niat karena Allah SWT. Jika sepenuhnya niat karena Allah tersebut terus mendarah daging, maka koordinasi dakwah akan tetap dalam gerakan yang terarah dan teratur. Gerakan yang teratur itu akan mencapai pada titik fokus dalam setiap objek dakwah yang merupakan unsur penting dalam keberhasilan suatu usaha.
Kader yang paham dengan segala peran dan melakukan manuver dakwah yang terarah, maka tidak akan tergiur dengan iming- iming di luar dakwah, tidak mengutamakan kepentingan sendiri dan tetap bersihteguh pada tujuan bersama yang luas. Kader dakwah, da’I atau aktivis dapat belajar dari hal kecil di sekitar kita.
Lihatlah semut! Sekelompok semut mempunyai loyalitas yang tinggi, gerakan yang terarah dan koordinasi yang teratur. Semuanya dilakukan untuk tujuan bersama. Seekor semut ketika menemukan makanan yang cenderung lebih besar dari ukuran tubuhnya, maka apa yang terjadi? Si semut akan mengingat letak makanan, kemudian dia kembali pada komunitasnya dan melaporkan pada sang pemimpin semut. Pemimpin semut pun akan membagi tugas sesuai peran semut, mereka berjejeran dari sarangnya hingga letak makanan itu. Ada yang bekerja bsebagai penjaga makanan, ada juga perannya sebagai penjaga jalan dan sebagian lagi bertugas sebagai pengangkut makanan secara bersama.
Ketika mereka memulai tugas mereka untuk mengambil makanan, yang mereka lakukan adalah mengangkut makanan tersebut hingga ke sarangnya dan jika dipertengahan jalan para semut- semut itu menemukan makanan lain di sekitar target makanan atau perjalanan mereka, maka semut- semut itu tetap fokus pada makanan yang mereka angkut dan tidak akan mengambil makanan yang baru mereka temui (tidak memperdulikannya). Mereka tetap fokus pada makanan yang menjadi target mereka sesuai komando pemimpin mereka. Kemudian, makanan itu mereka makan bersama- sama.
Filosofi semut tersebut merupakan sebuah teladan yang unik. Bagaimana kita dapat melihat dinamika kelompok jama’ah kecil yang teratur. Kita melihat mulai dari kuatnya ukhuwah islamiyah sebagai landasan yang tercermin dari saling membantu dan bekerja sama, kemudian sifat gotong royong dan berjama’ah terlihat dari mengangkut makanan bersama dan pada posisi perannya masing- masing. Koordinasi yang bagus juga tampak pada seekor semut yang diberi tugas mencari makanan ketika menemukannya, maka akan melaporkan kepaada komunitasnya dan mulai menyusun strategi agar makanan tersebut dapat diangkut lebih ringan hingga sampai ke sarang. Patuh terhadap pemimpin, peran dan tugas juga dimiliki oleh semut.
Kita juga dapat melihat hikmah lain, bagaimana sikap semut yang tidak tamak, tidak mudah lemah dengan godaan, dan dapat menghargai perannya masing- masing sehingga tidak mengambil posisi lain sebelum disepakati. Dari cara mereka fokus pada makanan dan berbagi pada sesama, menunjukan semua hal- hal positif mereka.
Belajarlah hal kecil dari semut! Setidaknya semut dapat memberikan gambaran pada kita pentingnya gerakan yang terarah dan koordinasi yang teratur berlandaskan ukhuwah islamiyah. Begitu juga dengan kita sebagai da’i, kader dakwah ataupun aktivis dakwah, berusaha untuk tetap pada kepatuhan yang mendasar dan sesuai tujuan. Tidak mementingkan diri sendiri, tidak mudah tergiur dengan iming- iming duniawi yang akan membuat ketidakpercayaan objek dakwah dan terus memperbaharui niat karena Allah SWT sebagai basic kekokohan dakwah islamiyah.

HijaB!!!

Adakah seorang wanita yang kehilangan kecantikannya hanya karena ia berhijab?
sesungguhnya setiap jengkal dari kita adalah aurat yang memunculkan angan yang berbeda bagi setiap yang memandang.
patut disyukuri bagi seorang akhwat yang dengan ikhlas menutupi dirinya, menjaga diri dan kesuciannya hanya untuk suami- suami mereka karena ALLAH.
ingatkah kita pada wanita- wanita suci pendahulu kita? Khadijak, Maryam, Aisyah, Fatimah dan lainnya?
mereka menjadi wanita mulia karena menjaga diri dengan hijab, menjaga hati dengan akhlak, iman dan taqwa. sehingga wajar jika syurga ALLAH adalah hadiah bagi mereka.
ketika ditanya apakah kita mau masuk syurga?pasti tak ada yang menolaknya.
tapi jika kita mau masuk syurga, coba renungkan!, sudahkah kita seperti Khadijah dan wanita suci lainnya yang selalu berbuat untuk kehormatannya?
Pesona cleopatra mungkin bisa pudar, tapi pesona ahlul hijab tidak akan luntur sepanjang zaman, sebab ia selalu memancarkan aura cahaya kesucian yang tak kan pernah padam.
semoga kita selalu menjadi akhwat ahlul hijab tayang senantiasa istiqomah....amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnn........!!!!

Pasar Tunggal ASEAN 2015


PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

Salah satu dampak dari globalisasi adalah adanya perdagangan bebas dan terbentuknya penguatan masing- masing kawasan untuk bersama- sama menghadapi situasi yang serba kompleks di dunia internasional dalam bentuk regionalisme. Regionalisme memiliki berbagai macam tahapan dan tujuan, salah satunya terbentuknya single market dalam kawasan  regionalisme tersebut. Pasar tunggal merupakan adanya pasar bersama dalam suatu kawasan yang mana aturan dan kebijakannya dibentuk bersama, ekspor impor pun dilakukan bersama- sama sehingga tidak lagi kepada masing- masing Negara dalam proses perdagangan internasional ini. Dalam pasar tunggal ini semua arus barang, manusia, jasa dan modal bebas bergerak diantara kawasan ini tanpa ada protect. Namun, untuk mencapai tahapan ini tidak dengan mudah, suatu regionalisme harus sudah benar- benar kokoh dan kuat serta masing- masing Negara harus rela mengorbankan sedikit kedaulatannya dan harus kompak dalam menjalankannya.
Regionalisme yang sukses adalah jika telah mencapai tahapan yang benar- benar puncak atau setidaknya mendekati puncak tahapan yang mana masyarakat dan warga Negara anggota kawasan tersebut merasakan bahwa mereka bagian dari regionalisme. Sebagaimana kesuksesan Uni Eropa dalam terbentuknya regionalisme dan membawa  implikasi kepada kecenderungan kesejahteraan rakyatnya, maka ASEAN pun ingin melakukan proses regionalisme lebih lanjut dan berusaha untuk mengarah kepada tahap selanjutnya. Kebijakan seperti ini tidak ada salahnya jika kita mengingat terbentuknya ASEAN yang telah lama beberapa puluh tahun silam.
Pasar tunggal ASEAN direncanakan akan terbentuk pada tahun 2015. namun, banyak pro dan kontra dalam issu ini. Hal ini disebabkan banyaknya asumsi- asumsi tentang masalah ini dikawasan Asia Tenggara ini. Baik dari kalangan elit, ilmuan dibidangnya maupun masyarakat biasa. Jika memang terbukti terjadi, maka sempurnalah kapitalisme global dikawasan Asia Tenggara.
Banyak hal yang membuat sebagian masyarakat ASEAN pro- pasar tunggal dan mendukung terciptanya pasar bebas dan liberalisasi perdagangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan dan opini yaitu  yang pertama, dengan adanya pasar tunggal ASEAN, perusahaan dalam negeri dan masyarakat regionalisme akan lebih mampu bersaing dan berkompetensi dengan pasar internasional. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan penduduk diprediksikan akan lebih meningkat  karena persaingan dalam perekonomian dengan terpacunya setiap individu yang ingin meperoleh kehidupan yang layak. Yang kedua, tebukanya lapangan pekerjaaan yang berarti mengurangi penggangguran Negara. Banyaknya perdagangan dan perusahaan internasonal yang masuk maka akan sangat membutuhkan tenaga kerja. Yang ketiga, setiap individu dan barang- barang yang masuk dan keluar akan lebih mudah dan bebas hambatan sehingga tidak ada lagi halangan untuk bergerak dan leluasa untuk mengembangkan pasar internasional di Negara lain. Yang keempat, ada suatu kebijakan di dalam system ini yang mana semua keunggulan dari barang- barang perdagangan setiap Negara di kawasan ditampung dalam suatu wadah pasar tunggal. Sehingga, di sini akan menguntungkan masing- masing Negara karena bergabung menjadi satu dan sesama anggota ASEAN tidak bersaing dalam ekspor impor barang yang sama. Bilapun sama maka akan dapat bekerja sama.
Banyak opini dan analisis mengenai persetujuan terbentuknya Pasar Tunggal ASEAN 2015, maka semakin banyak pula sebagian masyarakat lain yang kontra terhadap terbentuknya tahapan ini. Hal ini cenderung dikarenakan kebelumsiapan banyak Negara ASEAN dan analisis yang akan berdampak pada keterpurukan rakyat miskin dan tidak berpendidikan. Alasan- alasan lain yang berpendapat ASEAN belum bisa menuju tahap ini, karena yang pertama, dengan semakin bebasnya sistem ini, maka pengusaha kecil dan pengusaha tradisional yang belum kuat dan maju, akan dengan mudah tergusur dengan adanya persaingan dari Negara- Negara luar. Yang kedua, semakin banyaknya yang kaya dan sejahtera, maka akan semakin banyak pula yang melarat karena Negaranya sendiri telah banyak dimasuki orang luar dan semakin kecil kesempatan untuk memperoleh pendapatan. Yang ketiga, masing- masing anggota Negara- Negara ASEAN tidak saling kompak dan cenderung bersaing sehingga sulit untuk menyatukan prinsip dan pemikiran. Hal ini juga disebabkan karena masih banyak ketimpangan dan kesenjangan ekonomi dan pendapatan antar Negara- Negara Asia tenggara.

Dengan melihat dari berbagai argumen diatas, dapat ditarik suatu analisis penyebab mengapa masing- masing Negara masih belum rela melepas sedikit kedaulatannya dengan tidak terlalu campur tangan dalam system pasar di negaranya. Ini dikarenakan perekonomian dan stabilitas Negara belum mendukung untuk terciptanya pasar tunggal ASEAN tahun 2015 tersebut. Banyak hal yang harus dibenahi oleh suatu Negara sehingga pada tahun 2015 setiap Negara siap dengan adanya tahapan regionalisme itu, baik pembenahan dari pemerintah maupun dari masyarakat sendiri. Pemerintah pun harus lebih banyak sosialisasi bukan hanya kepada kaum intelektual atas dan pengusaha eksekutif, tapi juga kepada pengusaha tradisional kecil dan masyarakat bawah yang belum tahu system yang akan dihadapi tahun 2015 ini nantinya. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak terlalu dikejutkan dengan adanya single market ASEAN ini. Negara beserta pemerintah juga harus lebih tanggap dengan terus memperkuat pengusaha kecil dan UKM serta memperbaiki terus menerus kualitas pendidikan bangsa dengan memperhatikan daerah yang tertinggal baik dari segi infrastruktur maupun tenaga pengajar yang berkualitas.
Dengan banyak hal yang dilakukan pemerintah tersebut, paling tidak akan membawa pengaruh untuk kemajuan dan perkembangan Negara jika harus menghadapi single market yang serba bebas. Masyarakat akan lebih mengerti, mau tidak mau kita tetap akan menghadapi Pasar Tunggal ASEAN. Oleh karena itu system pemerintahan dan seluruh aspek masyarakat harus terus meningkkatkan kualitas diri untuk menghadapi berbagai tantangan globalisasi yang semakin berkembang pesat yang terus  terjadi setiap waktu dan ruang.
_Nina Fadilla_